Makassar, muisulsel.or.id – Bulan Ramadan merupakan bulan suci istimewa penuh kemuliaan serta keberkahan yang sayang apabila dilewatkan begitu umat muslim.
Terlebih, ada banyak kemuliaan dan keistimewaan Ramadan, sehingga bisa menjadi waktu terbaik bagi umat Islam untuk memperbaiki diri meningkatkan keimanan.
Selain berpuasa, setiap umat Islam dianjurkan untuk melakukan amalan-amalan kebaikan karena ganjaran pahala yang berlipat ganda.
Banyak orang hanya berpuasa saja tapi mengabaikan berbagai kemuliaan pada Bulan Ramadan padahal pahalanya dilipat gandakan Allah Swt.
Ketua Umum Komite Dakwah Khusus (KDK) MUI Sulsel DR KH Masykur Yusuf M Ag dalam ulasan ceramahnya menjabarkan beberapa kemuliaan Ramadan serta memberikan pesan kepada umat Islam agar memanfaatkan Ramadan dengan sebaik mungkin agar keluar menjadi hamba yang bertakwa.
“Ada beberapa kemuliaan yang telah disebutkan nabi di Bulan Ramadan diantaranya mengisinya dengan amalan-amalan sunah seperti membaca qur’an, bersedekah kepada orang yang berpuasa,menghidupkan malam dengan sholat tarwih dan lainya,” katanya dikutip dari Chanel YouTube MUI TV pada Jumat (24/3/2023).
“Tak hanya kemuliaan kita juga berusaha untuk tidak perbuatan hasad, iri, dan dengki terhadap sesama. Sehingga apabila semua perbuatan tersebut sudah tercermin, maka ia akan mendapatkan kemuliaan tersebut dan dibebaskannya dari dosa-dosa, ” jelasnya.
Akan tetapi, seandainya ada seseorang melakukan puasa namun perbuatan-perbuatan maksiat tersebut dilakukannya juga, maka ia termasuk kategori orang yang sia-sia, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلَّا الْجُوْعُ وَالْعَطَش
Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapat secuil apapun dari puasanya kecuali hanya lapar dan dahaga.
Sejatinya puasa itu bukan hanya menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa seperti halnya makan dan minum saja, akan tetapi hakikat puasa itu menghindari perkara yang sia-sia dan tidak berguna, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ
Bukanlah hakikat puasa itu menahan dari makan dan minum saja. Akan tetapi hakikat puasa meninggalkan perkara yang sia-sia dan ucapan yang tidak baik (HR. Ibnu Khuzaimah)
Jika seorang bersungguh-sungguh berpuasa maka maka akan memperoleh pengampunan sebagaimana hadis nabi, “Barangsiapa yang berpuasa pada Bulan Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
(Irfan)