Dr KH Syamsul Bahri Abd Hamid Lc MA (Sekretaris Komisi Fatwa MUI Sulsel)
Makassar, muisulsel.or.id – Ramadan merupakan bulan anugerah maka seluruh kebajikan akan dilipatgandakan 10 kali lipat lalu menjadi 700 kali lipat, kecuali puasa Ramadan tak terbatas atau unlimited.
Ada banyak perbuatan baik tetapi yang dilakukan dan dicontohkan nabi Muhammad Saw itu sebagai berikut :
1. Berperilaku baik dan nyaman kepada semua yang berinteraksi dengannya. Tercatat dalam hadis nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwasanya yang pertama berinteraksi dengan nabi adalah malaikat Jibril as yang datang mengajarkan nabi tadarus Al-Qur’an. Kuantitasnya tadarus itu setiap malam, tadarus itu adalah wujudnya tasmi atau memperdengarkan kepada Jibril as, yang kedua tadarus itu memperbaiki bacaan atau tahsin, ketiga tadarus juga berarti mempertanyakan kepada Jibril hal-hal yang perlu ta’wil dan tafsir tentang makna yang dimaksud oleh setiap ayat yang dibaca. Kalau demikian faktanya dari makna tadarus, maka bisa dibayangkan betapa lelah dan sibuknya nabi setiap malam Ramadan, yaitu menyatukan tasmi, tahsin dan tafsir Al-Qur’an sehingga sebulan penuh tidak tersisa malam kecuali Jibril turun membimbing nabi tentang Al-Qur’an.
2.Perbuatan kedua yang dilakukan nabi adalah mengajak orang-orang beribadah dan yang pertama diajak adalah keluarganya. Bentuknya sangat bijaksana, keluarga nabi tetap diberi ruang istirahat dan mengatur waktu antara hajat keseharian seperti tidur, memasak, membersihkan dan antara menyelesaikan tugas- tugas, namun disaat-saat malam isrimewa tiba, nabi mengajak keluarga dan membangunkannya agar tidak terlewatkan kemuliaan Ramadan. Artinya tanggung jawab kebersamaan dengan keluarga dan orang lain adalah bagian dari perioritas yang harus terwujudkan di bulan Ramadan.
3. Beri’tikaf, ini adalah upaya menyiapkan diri dari sisi mental untuk membina diri agar menjadi orang yang siap menghadapi segala kemungkinan di masa depan, diantaranya adalah kesendirian, kehilangan kesempatan dan kehilangan pendukung, juga latihan keikhlasan berbuat tanpa berharap dari orang lain, latihan kemandirian menyelèsaikan seluruh hajat keseharian itu dengan tanpa sarana dan prasarana, serta melatih kebeningan hati dan jiwa yaitu fokus beribadah kepada Allah Swt mengutamakan bersama Allah Swt dibanding denganmengutamakan semua yang bisa meliputi setiap insan, di luar masjid maupun di rumah kediaman.
4. Rasulullah Saw juga tak lupa mengedukasi setiap insan untuk senantiasa menjadi insan murni, baik dan penuh keikhlasan di hadapan Allah Swt dan manusia pada umumnya, yaitu dengan mengajak kepada nilai kejujuran, ketulusan, gotong royong, toleran, tenggang rasa dan bergembira di hati dan bergembira dengan kegembiraan orang lain, yaitu datang berbuka puasa saat diundang atau sekalian mengundang orang lain untuk berbuka puasa bersama.
Perbuatan yang dicontohkan nabi ini terpatri jadi suri tauladan bagi umat, bahkan jadi konsep yang urgen dilakukan oleh setiap insan dan akan menjadi nilai atau prinsip yang harus disebarluaskan dan didakwakan sehingga umat ini terus berada pada tatanan yang terbina oleh binaan nabi dan petunjuk Ilahi. Wallahu A’lam.
Irfan Suba Raya