Makassar, muisulsel.or.id – Penyebab kikir adalah umumnya sifat tamak, ego serta dengki. Orang kikir itu mengambil sedikit-sedikit dari sifat-sifat itu. Rasa kikir juga muncul di saat hawa nafsu ingin mewujudkan angan-angan yang banyak di masa yang akan datang sehingga seluruh peluang kesuksesan tidak dibuka untuk pihak lain dan selalu utamakan diri sendiri dan kelompoknya.
{وَأَمَا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى * وَكَذَّبَ بِالحُسْنَى * فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى * وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى} [الليل: 8- 11].
Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik. maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.
Dalam bahasa Arab, kikir dikenal dua istilah bukhlun dan syuhhun. bukhlun ada rasa agak kikir terbatas pada miliknya sendiri, syuhhun kikirnya juga pada barang atau hal yang bukan miliknya, yaitu milik orang lain ia tidak suka barang orang lain jatuh ke tangan pihak lainnya.
Ibnu Zaid dan ulama lainnya berkata, “Siapa saja yang tidak ambil apa yang dilarang Allah dan tidak enggan keluarkan zakat hartanya maka sungguh ia telah lawan rasa kikir di hatinya”.
Ibnu Mas’ud ra berkata, “Rasa kikir hati adalah perbuatan makan harta orang lain secara batil dan tidak mengeluarkan hartanya untuk orang lain, itu adalah perbuatan buruk.”.
Ibnu Athiyah rahimahullah berkata, “Rasa kikir di hati itu hakekatnya adalah kondisi miskin, kondisi ini tidak dapat mengangkat status manusia jadi kaya harta benda bahkan rasa ini semakin memiskinkan pelakunya”.
Rasa kikir dalam diri hendaknya dilawan secara terstruktur oleh tiap individu. Pahalanya sangat besar bahkan setara posisinya di hadapan Allah dengan orang-orang yang khusyu dalam shalatnya. Predikatnya sebagai al-Muflihun.
وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ ۗ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Perpecahan, perselisihan dan gejolak masyarakat silih berganti dalam kurun waktu yang panjang. Penyebab umumnya adalah rasa kikir dan kebakhilan yang menghinggapi para penentu kebijakan dan para tokoh. Hal ini jelas telah diperingatkan rasulullah saw kepada umat Islam:
((اتَّقُوا الظُّلْمَ؛ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ. وَاتَّقُوا الشُّحَّ؛ فَإنَّ الشُّحَّ أهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، حَمَلَهُمْ عَلَى أنْ سَفَكُوا دِمَاءهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ)). رواه مسلم.
Dari Jabir r.a. bahawasanya Rasulullah SAW bersabda: “Takutlah engkau semua, hindarkanlah dirimu semua – akan perbuatan menganiaya, sebab menganiaya itu akan merupakan berbagai kegelapan pada hari kiamat. Juga takutlah – hindarkanlah dirimu semua – akan sifat kikir, sebab kikir itu menyebabkan rusak binasanya ummat yang sebelummu semua. Itulah yang menyebabkan mereka sampai suka mengalirkan darah sesamanya dan pula menyebabkan mereka menghalalkan apa-apa yang diharamkan pada diri mereka. (HR. Muslim) .
Kikir adalah sifat yang tumbuh di dalam hati, bagai pohon yang salsh tumbuh. Itu akan merusak dan membunasakan hendaknya dibanat habis wallahu a’lam.
Mari kita berhati hati dalan diri tentang ini sehingga kita tergolong orang orang mulia karena Allah Swt. Wallahu A’lam.