Makassar, muisulsel.com – Nikmat Allah Swt kepada manusia beragam dan lengkap diperuntukkan bagi manusia. Ada yang tergolong kaum berada dan ada dari kaum lemah. Kaum berada itulah yang disebut orang kaya, kuat dan mutrafun yaitu yang banyak harta benda.
Di dalam Al-Quran mereka disebut sebagai berikut :
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰ
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,”
وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ
“dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),”
فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْيُسْرَىٰ
“maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.”
Orang-orang yang diberi kemudahan rezeki dan suka berderma, mereka dijamin Allah kebahagiaan di akherat, mereka juga damai dan tenang menghadapi hari hari mereka dalam sepekan di dunia:
الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُم بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ} [البقرة: 274]،
Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
Allah memberi ruang yang sama antara kaya dan miskin, namun orang yang kaya dan bersyukur menjadi insan yang memiliki ruang, yang bisa saja lebih luwes dari mereka yang berjuang hidup secara paspasan:
أنَّ فُقَراءَ المُهَاجِرينَ أتَوْا رسول الله صلى الله عليه وسلم، فَقَالُوا: ذَهَبَ أهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ العُلَى، وَالنَّعِيم المُقيم، فَقَالَ: ((وَمَا ذَاك؟)) فَقَالوا: يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ وَلا نَتَصَدَّقُ، وَيَعْتِقُونَ وَلا نَعْتِقُ، فَقَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((أفَلا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ، وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ، وَلا يَكُونُ أحَدٌ أفْضَلَ مِنْكُمْ إلا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ؟)) قالوا: بَلَى يَا رسول الله، قَالَ: ((تُسَبِّحُونَ وَتَحْمِدُونَ وَتُكَبِّرُونَ، دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاثًا وَثَلاثِينَ مَرَّةً)) فَرَجَعَ فُقَرَاء المُهَاجِرِينَ إِلَى رسول الله صلى الله عليه وسلم، فقالوا: سَمِعَ إخْوَانُنَا أهلُ الأمْوالِ بِمَا فَعَلْنَا، فَفَعَلُوا مِثلَهُ؟ فَقَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ)). متفقٌ عَلَيْهِ،
Fakir miskin dari kalangan Muhajirin mengeluh, “Wahai Rasulullah! Orang-orang kaya telah membawa pergi pahala, derajat yang tinggi dan nikmat yang tiada hingga.” Rasulullah bertanya, “Apa itu?” Fakir miskin Muhajirin menjawab, “Mereka (orang-orang kaya) salat sebagaimana kami salat, puasa sebagaimana kami puasa, tetapi mereka bersedekah sedangkan kami tidak, mereka memerdekakan budak sedangkan kami tidak (karena tidak mampu.)” Nabi menjawab, “Maukah kalian aku tunjukkan amalan yang apabila diamalkan niscaya kalian mendahului orang-orang sesudahmu serta tidak ada seorang pun yang lebih mulia darimu kecuali seseorang yang mengerjakan amalan seperti amalan kalian, yakni membaca tasbih, takbir, tahmid, tiga puluh tiga kali setiap selesai salat.
Abu Shalih (perawi) berkata, “Kemudian fakir miskin Muhajirin itu kembali kepada Nabi seraya berkata, ‘Saudara-saudara kita yang kaya itu telah mendengar amalan yang kita kerjakan lalu mereka mengamalkan apa yang kita amalkan. Lalu Nabi bersabda, ‘Itu merupakan keutamaan Allah yang diberikan kepada orang yang Ia kehendaki.” (Riwayat Muslim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah).
Kesempatan sama diberikan kepada semua insan oleh Allah Swt, yang miskin dapat mendahului yang kaya dalam posisi, keimanan, ketaqwaan dan amal sholeh karena kaum fuqara umumnya lebih tabah, sabar, tenang dan qonaah walau hartanya kekurangan dan ala kadarnya.
Insan kaya ketika mereka berupaya memiliki sifat-sifat mulia yang umumnya dimiliki oleh kaum dhuafa maka kemuliaan mereka semakin bertambah karena mereka telah memenangkan diri dari kesombongan, kemalasan, keangkuhan, kekikiran dan egoisme.
Kaum kaya yang bersyukur dan beramal sholeh tetap dimuliakan kembali oleh Allah Swt, karena jerih upaya beramal dan karena mujahadah mereka, yang selalu mengedepankan akherat atas dunia, dalam pandangan Imam Nawawi rahimahullah; inilah yang dimaksud dalam firman Allah Swt surat al-Jumuah :
ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
Demikianlah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki; dan Allah memiliki karunia yang besar
Klonklusinya siapapun yang berupaya yang berjuang dan yang beramal sholeh tak henti hentinya, maka ia pasti terdepan di sisi Allah Swt menuju kemuliaan alam akheratnya.Wallahu A’lam.