Chamdar Nur, S.Pd.I,.SH,. Lc,.M. Pd (Anggota Komisi Hubungan Internasional MUI Sulsel)
Makassar, muisulsel.or.id – Ramadan telah meninggalkan kita dengan sejuta pelajaran dan limpahan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka. Namun, bagi hamba yang ingin menjaga bara semangat ibadah, Allah Swt membuka pintu amal lain yang tak kalah besar pahalanya, yaitu puasa enam hari di bulan Syawwal. Sebuah ibadah ringan namun bernilai agung di sisi Allah Swt seperti puasa setahun penuh. Inilah saatnya menunjukkan konsistensi ibadah, menjaga ruh Ramadan tetap menyala.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر
“Barangsiapa berpuasa Ramadan, lalu mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawwal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim no. 1164)
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa hal ini karena satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat. Puasa Ramadan dihitung 10 bulan, dan puasa 6 hari dihitung 2 bulan. Maka genaplah setahun (12 bulan).
Menurut mayoritas ulama (Syafi’iyyah dan Hanabilah), tidak harus berturut-turut, yang penting dilakukan di bulan Syawwal. Namun, lebih utama jika dilakukan berurutan dan langsung setelah Idul Fitri, agar segera mendapat pahala dan menyempurnakan Ramadhan.
Pendapat mayoritas (Hanafiyah, Syafi’iyyah, Hanabilah) memandang bahwa disunnahkan puasa Syawwal setelah qadha Ramadhan, karena hadits menyebut “Barangsiapa berpuasa Ramadhan…”. Namun, bagi sebagian ulama, seperti dari kalangan Malikiyah, boleh mendahulukan puasa Syawwal meski qadha belum dilakukan, asal tidak meremehkan qadha itu sendiri.
Bisa dibayangkan, hanya dengan menambahkan enam hari puasa ringan, Allah catatkan pahala setahun penuh puasa. Betapa Maha PemurahNya Allah Swt bagi siapa yang ikhlas dan konsisten. Inilah ciri orang yang tidak hanya baik dalam Ramadan, tetapi juga istiqamah setelahnya.
Oleh karena itu hendaknya kita tidak membiarkan bara Ramadan padam begitu saja. Jadikan Syawal sebagai batu loncatan menuju ibadah sepanjang tahun. Bangunlah semangat baru dalam enam hari yang luar biasa ini. Puasa ini bukan beban, tapi tanda cinta kita kepada Allah Swt. Ia adalah bukti bahwa ibadah bukan hanya saat Ramadan, tapi menjadi gaya hidup kita.
اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Artinya: “Ya Allah, bantulah aku untuk senantiasa berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud).
ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم
Artinya: “Ya Tuhan kami, terimalah dari kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 127).
Allahumma Aamiin..
Irfan Suba Raya