Makassar, muisulsel.or.id – Dasar pertama yang dapat dipijaki oleh setiap muslim dalam sikap lembut adalah perintah Allah Swt::
قوله تعالى: {خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ} [الأعراف: 199].
Terjemahnya :”Ambillah sikap memaafkan, perintahkan yang baik dan ⁰ sikap sikap bodoh.
Imam Mujahid memahami sikap pemaaf dalam ayat di atas bermakna perilaku manusia yang tidak memata matai orang sekitarnya. Al-Sya’biy meriwayatkan bahwa ketika Allah menurunkan ayat tersebut, maka terjadi dialoq antara nabi Muhammad saw dengan Jibril as, Apakah makna ayat ini ya Jibril?
قال: ((إنَّ الله أمرك أن تعفو عمَّن ظلمك، وتعطي من حرمك، وتصل من قطعك)).
Allah Swt menyuruhmu memaafkan siapapun yang menzalimimu dan memberi sesuatu kepada orang yang melarangmu pada sesuatu itu, menyambung shilaturrahmi pada orang yang memutuskannya denganmu.
Dan Allah berfirman:
وقال تَعَالَى: {وَلا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أحْسَنُ فَإذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ وَمَا يُلَقَّاهَا إلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إلا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ}
Terjemahnya : Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman setia. Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.
Qatadah rahimahullah menafsirkan arti keberuntungan yang besar dalam ayat di atas adalah berarti surga dari Allah Swt.
Ibnu Abbas ra berkata maksud ayat di atas : Allah swt memerintahkan orang orang mukmin, bersabar saat marah, bersikap lembut saat menghadapi kebodohan, memaafkan saat ada yang berbuat buruk jika mereka mampu lakukan itu semua maka Allah swt melindungi dari syaethan, musuh musuh mereka akan patuh seperti anak buah mereka yang patuh.
Lembut perangai dan dan tidak tergesa gesa adalah perangai yamg sangat disukai Allah swt, sehingga nabi saw selalu memperhatikan, memberi semangat dan memuji orang orang yang berlemah lembut di kalangan kaum muslimin. Suatu riwayat menyebutkan saat tahun wufud yaitu ketika kabilah kabilah Arab datang berbondong masuk Islam maka tersebut seorang bernama Asaj bin Abdil Qais bersama kaumnya menghadap nabi saw, Qais tidak langsung masuk bersama rombongan ke majlis nabi, tapi terlebih dahulu merapikan seluruh kendaraan kaumnya, dan menambatkan ontanya secara aman,6 lalu berbenah dan berpakaian sanngat rapi dan ganti baju, setelah itu masuk ke nabi, disambut nabi didudukkan disampingnya, nabi bertanya: kalian baeat saya bersama kaum kalian juga membaeat Islam?mereka jawab iya ya rasulallah, kami kirim utusan dari sini menyuruh kaum kami ikut semua membaetmu, yang menolak membaeat, kami perangi mereka, rasul menjawab hai Asaj bin abdil Qais ada dua perangaimu dicintai Allah Swt, Lemah lembut dan tidak tergesa gesa, ya rasul, apakah ini perangai baru pada saya saat ini saja? rasul jawab ini perangai lama.
Kelembutan itu adalah hal yang mengindahkan sesuatu dan menjadikannya baik dan terasa bernilai, nilai sesuatu bukan hanya di fisik tapi juga di sisi substansi, rasul memberi penjelasan
((إنَّ الرِّفْقَ لا يَكُونُ في شَيْءٍ إلا زَانَهُ، وَلا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إلا شَانَهُ)). رواه مسلم.
“Kelembutan tidak menempati sesuatu kecuali pasti akan menjadi hiasannya, dan tidaklah kelembutan itu dicabut pada sesuatu kecuali mencederainya”
Hakekat lembut itu adalah gaya tubuh halus dalam perkataan, perbuatan dan prioritas pada yang gampang,
bahkan sikap lembut ini adalah kunci menguasai dan mengendalikan kekuasaan secara jitu dan cara menguasai hati manusia, hanya kelembutan yang mampu menguasai hati manusia. Harta dan benda tidak mampu menguasai hati manusia.
((إنكم لا تسعون الناس بأَرزاقكم، ولكن ليسعهم منكم بسط الوجه، وحسن الخلق)).
Kalian tidak mampu memberi keluasan pada manusia dengan rezki kalian yang banyak, tetapi kalian memberi keluasan pada manusia dengan muka berseri seri.
Kelembutan itu meniscayakan surga dan menghindarkan manusia dari kesengsaraan akherat, lembut, lembut lembut adalah akhlak rasul, dan itu juga bisa menjadi akhlaq siapa saja yang berlemah lembut, lemah lembut secara pasti adalah sifat ulul azmi. Allahu A’lam.