Makassar, muisulsel.or.id – Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad Saw bersikap lemah lembut pada umatnya dan manusia seluruhnya maka setiap muslim yang diberi jabatan dan amanah memimpin komunitas, maka ia pun harus bersikap ramah dan baik kepada orang orang yang dipimpinnya.
Faktor keadilan dan pemerataan adalah dua hal besar, yang seharusnya muncul dalam setiap kepemimpinan, bila tidak jelas maka keruhlah kepemimpinan itu. Allah berfirman :
{إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ} [النحل: 90].
90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Memimpin komunitas hendaknya dimaknai membawa amanah hingga akherat bila tidak demikian maka kepemimpinan itu cenderung hanya sekedar simbol gagah gagahan atas yang dipimpin semata, namun bila dimaknai bahwa disitu ada pertanggung jawaban akherat maka kepimpinan itu terlaksana dari niat hati yang tulus dan bersih yang menciptakan kemantapan di hati pemimpin itu sendiri. Rasul bersabda :
((مَا مِنْ عَبْدٍ يَستَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إلا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّة)). متفقٌ عليه.
“Tiada hamba yang dititipi tanggung jawab oleh Allah Swt berupa rakyat, saat ia wafat sementara rakyatnya terperdaya dengan kebijakannya maka haram bagi hamba itu surga.”
Hadis di atas mengungkap bahwa pemimpin yang lalai dari hak hak komunitas yang dipimpin, ia akan sengsara di hari akherat, bahkan imbalan surga jauh darinya.
Keadilan dan kenyamanan bagi yang dipimpin itu mendatangkan imbalan yang sama di sisi Allah bagi pemimpin, nabi selalu doakan kondisi pemimpin agar dapat anugerah yang berbanding lurus dengan keadilan dan kebaikannya di dunia dan diakherat. Rasul bersabda :
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ، فاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ)). رواه مسلم.
“Ya Allah, siapa saja yang memimpin urusan umatku lalu ia menyusahkan maka susahkan ia, dan yang berlemah lembut maka berilah ia kelembutan .”
Bagi yang dipimpin atau warga hendaklah taat pada baeat atau janjinya menerima aturan pemimpinnya selama berasas adil, damai dan sejahtera, rasul dalam hal ini sangat tekankan bagi warga agar selalu patuh dan tunduk pada ketentuan para pemimpin.
((أَوْفُوا بِبَيْعَةِ الأَوَّل فَالأَوَّل، ثُمَّ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ، وَاسْأَلُوا اللهَ الَّذِي لَكُمْ، فَإنَّ اللهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ)). متفقٌ عليه.
Artinya :
“Penuhilah kepatuhanmu yang pertama terucap pada pemimpinmu, berilah hak ketaatanmu pada mereka, sesungguhnya Allah kelak akan tanya mereka pemimpin itu tentang orang orang yang mereka bina.”
Memimpin itu harus prioritas lahirkan keadilan dalam berbagai arah secara pasti, hal itu sebagai bukti kemampuan memimpin pada suatu komunitas.
Adapun keadilan yang dimaksud itu dalam pandangan Al-Mawardi terhadap raiyyah ( yang dipimpin) tergambar sebagai berikut:
(a) Keadilan terhadap bawahan, seperti kepala Negara terhadap rakyatnya dan kepala terhadap pengikutnya, tercermin dalam kebijaksanaan kebijaksaan (politik), yang ditempuhnya dengan cara yang mudah terjangkau oleh rakyat, dihindarkan segala yang akan memberatkan rakyat,
tidak digunakan kekerasan untuk melaksanakan kebijaksanaan, dan dengan tetap berpegang kepada kebenaran.
(b) Keadilan terhadap atasannya, seperti rakyat terhadap kepala negaranya, dan pengikut terhadap kepalanya, yang dimanifestasikan melalui ketaatan yang tulus, kesiapan membantu dan membela, serta loyalitas yang utuh.
(c) Keadilan terhadap mereka yang setingkat, berupa sikap serba mempermudah semua urusan, menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak terpuji dan tidak berbuat hal hal yang menyakitkan.
Konklusinya memimpin itu mengayomi secara terukur, tertata dan penuh nilai keadilan, ukurannya dapat ditimbang nyaman dan akan damai dunia dan akherat wallahu A’lam.