Makassar, muisulsel.com – Tantangan awal yang dialami diawal dakwahnya Rasul Muhammad Saw adalah sangat besar, hal itu bukan karena tidak dilindungi oleh Allah dan tidak diproteksi dari hal hal yang tidak menyenangkan.
Hal itu karena nabi saw juga seorang hamba yang berlaku untuknya hukum sebab akibat, dan bahwa berjuang dan bertahan dengan tantangan adalah hal yang harus dihadapi nabi langsung sebelum umatnya kelak akan merasakan tantangan tantangan zamannya.
وقال تَعَالَى: {وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ} [الشورى: 43].
Allah berfirman: Bagi siapa yang bersabar maka itu adalah urusan menahan besar.
Bisa saja Allah Swt langsung menurunkan pertolongan dan kemenangan kepada para nabi dan langsung memenangkan mereka tanpa tantangan yang besar, tetapi Allah itu menguji orang orang shaleh dan para insan taqwa dengan lebih besar tantangan karena imbalan besar juga disiapkan untuk mereka. Aisyah ra anha bertanya kepada Nabi Saw:
قالت للنبي صلى الله عليه وسلم: هَلْ أتَى عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ أشَدَّ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ؟ قَالَ: ((لَقَدْ لَقِيتُ مِنْ قَوْمِكِ، وَكَانَ أشَدُّ مَا لَقيتُ مِنْهُمْ يَوْمَ الْعَقَبَةِ، إذْ عَرَضْتُ نَفْسِي عَلَى ابْنِ عَبْدِ يَالِيْلَ بْنِ عَبْدِ كُلاَلٍ، فَلَمْ يُجِبْني إِلَى مَا أرَدْتُ، فَانْطَلَقْتُ وَأنا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي، فَلَمْ أسْتَفِقْ إلا وأنَا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ، فَرَفَعْتُ رَأْسِي، وَإِذَا أنَا بِسَحَابَةٍ قَدْ أظَلَّتْنِي، فَنَظَرْتُ فَإذَا فِيهَا جِبريلُ- عليه السلام، فَنَادَاني، فَقَالَ: إنَّ الله تَعَالَى قَدْ سَمِعَ قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ، وَمَا رَدُّوا عَلَيْكَ، وَقَد بَعَثَ الله إلَيْكَ مَلَكَ الجِبَالِ لِتَأْمُرَهُ بمَا شِئْتَ فِيهِمْ. فَنَادَانِي مَلَكُ الجِبَالِ، فَسَلَّمَ عَلَيَّ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ إنَّ اللهَ قَدْ سَمِع قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ، وَأنا مَلَكُ الجِبال، وَقَدْ بَعَثَنِي رَبِّي إلَيْكَ لِتَأْمُرَنِي بِأَمْرِكَ، فَمَا شِئْتَ، إنْ شئْتَ أطْبَقْتُ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْنِ)). فَقَالَ النبي صلى الله عليه وسلم: ((بَلْ أرْجُو أنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللهَ وَحْدَهُ لا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا)). متفقٌ عَلَيْهِ.
“Apakah pernah datang kepadamu (Anda pernah mengalami) satu hari yang lebih berat dibandingkan dengan saat perang Uhud?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Aku telah mengalami penderitaan dari kaummu. Penderitaan paling berat yang aku rasakan, yaitu saat ‘Aqabah, saat aku menawarkan diri kepada Ibnu ‘Abdi Yalîl bin Abdi Kulal, tetapi ia tidak memenuhi permintaanku. Aku pun pergi dengan wajah bersedih. Aku tidak menyadari diri kecuali ketika di Qarnust-Tsa’âlib, lalu aku angkat kepalaku. Tiba-tiba aku berada di bawah awan yang sedang menaungiku. Aku perhatikan awan itu, ternyata ada Malaikat Jibril as , lalu ia memanggilku dan berseru: ‘Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mendengar perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka terhadapmu. Dan Allah Azza wa Jalla telah mengirimkan malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan melakukan apa saja yang engkau mau atas mereka’. Malaikat (penjaga) gunung memanggilku, mengucapkan salam lalu berkata: ‘Wahai Muhammad! Jika engkau mau, aku bisa menimpakan Akhsyabain’.” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “(Tidak) namun aku berharap supaya Allah Azza wa Jalla melahirkan dari anak keturunan mereka orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun jua”. [HR Imam al-Bukhâri dan Imam Muslim].
Salah satu hikmah diantara sekian banyak hikmahnya rasul diberi cobaan berat adalah bahwa harga kemenangan dan kebahagiaan hidup di akhirat adalah melalui cobaan dan tantangan di dunia, dan rasul beserta para sahabat adalah hamba hamba Allah yang pertama merasakan keniscayaan ujian itu.
Imam Nawawi Rahimahullah menyebutkan ketahanan Nabi Muhammad saw dan beserta para sahabat nabi sebagai pelaksana pertama hukum sebab akibat yang tahan terhadap ujian sebelum datangnya nasrullah atau pertolongan Allah Swt.
Aetiap yang mengamati secara benar historika kejayaan Islam di masa lalu itu pasti mendapatkan hal yang terkemuka yaitu keberhasilan di masa lalu adalah hasil dari perjuangan dan pengorbanan yang besar.
Hal yang lain yang juga terkemuka di dalam mengamati historika kejayaan Islam adalah keberhasilan itu pasti diberikan Allah bagi yang sudah mengupayakan maksimal dengan kadar yang sesuai diinginkan Allah Swt, dan tidak mesti sesuai yang diinginkan para pejuang pejuangnya.
Sebagai konklusi ujian yang diberikan Allah swt adalah kasih sayang Allah pada manusia, itu jelas pada orang yang faham dan menyadarinya. wallahu A’lam.