Komisi Seni Budaya MUI Sulsel Gelar Seminar Bahas Budaya dalam Islam

Gowa muisulsel.or.id – Komisi Pembinaan Seni dan Budaya Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel menggelar seminar membahas tentang Seni dan Budaya dalam Islam.

Kegiatan berlangsung di Aula Yayasan Najdah Al Islami Kompleks Pemakaman Jln Pallantikang Kabupaten Gowa pada Sabtu 29 Desember 2023.

Seminar dengan menghadirkan Narasumber Prof Dr KH Najamuddin Abd Safa Lc MA (Ketua Umum MUI Sulsel), Prof Dr Tajuddin Maknun MA (Ketua Komisi Seni Budaya MUI Sulsel), Andi Abdi Basith (Budayawan Sulsel) dan Dr Ahmad Husain (Moderator)

Dalam pemaparannya Prof Nadjamuddin memaparkan pengertian Seni dalam Islam serta hukumnya. Ia mengungkapkan berdasarkan temuannya seni dan budaya tidak bertentangan dengan Islam.

“Seperti dalam mengaji kita dianjurkan untuk memperindah bacaan dengan suara yang merdu.Selain itu Rosulullah tidak melarang orang memukul rebana saat pesta nikah atau walimah. Ini menunjukan bahwa seni diperbolehkan dalam Islam, ” jelasnya.

Lanjutnya bahkan Islam sangat menghargai seni dan kebudayaan. Sesuai dengan sistem penyebaran Islam zaman dahulu, seni dan kebudayaan dianggap cara yang paling efektif dalam berdakwah. Melalui sistem tersebut masyarakat lebih mudah memahami nilai – nilai Islam melalui seni tanpa adanya kekerasan.

“Hukum dasar dari kesenian adalah mubah (boleh). Kebutuhan akan kesenian merupakan fitrah manusia yang menyukai keindahan. Namun demikian, sebagai muslim kita mempunyai batasan-batasan dalam menikmati sebuah karya seni seperti memperhatikan batasan aurat . Sepanjang tidak bertentangan dengan Islam maka boleh saja,” kata Prof Nadjamuddin.

Prof Maknun dalam ulasan materinya mengatakan Islam disebarkan melalui seni dan budaya hingga di Sulawesi Selatan. Dalam penyebaran Islam para pendakwah tidak memakai Bahasa Arab melainkan bahasa daerah setempat. Dan juga menggunakan alat musik tradisional untuk menyebarkan Islam.

Budayawan Sulsel Andi Abdi Basith dalam ulasan materinya juga mengemukakan beberapa temuan dakwah Islam dengan menggunakan syair bahasa Bugis.

“Sejak saya kecil misalnya di Kabupaten Soppeng sering mendengarkan dakwah Islam dari Pesantren As’adiyah yang aktif memberikan ceramah lewat saluran radionya dengan syair Bahasa Bugis.

“Semua ulama yang datang Sulsel menggunakan seni dan budaya sebagai media untuk menyampaikan ajaran Islam, ” katanya.

Seminar diikuti puluhan peserta yang berasal berbagai kalangan, seperti mahasiswa, majelis taklim, dosen dan para pencinta seniman serta pengurus Komisi Pembinaan Seni dan Budaya Islam MUI Sulsel.

Irfan Suba Raya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.