Madrasah Ramadan Membina Kesalehan Spritual dan Sosial

Makassar, muisulsel.or.id – Bulan Ramadan adalah bulan yang mengingatkan kita akan perjalanan yang persis sama dengan perjalanan anak manusia dimulai dari kelahirannya hingga wafatnya.

Sebelum Ramadan jauh meninggalkan kita, mari kita tenang kembali hari-hari yang indah di bulan itu sebagai madrasah yang telah membina kepribadian kita baik secara vertikal hubungan kita dengan Allah maupun secara horizontal hubungan kita dengan sesama manusia dan alam.

Ada tiga kurikulum utama yang sangat berharga dalam bulan Ramadan; yang pertama adalah Rahmah, yang kedua adalah Maghfirah, dan yang ketiga adalah ‘itqun minannar.

Pada kurikulum pertama, puasa dan segala Amaliah Ramadan yang kita lakukan diharapkan dapat mengantar kita memperoleh rahmat Allah Swt, Sebab semua makhluk sangat butuh kepada rahmat Allah karena tanpa rahmatnya kita tidak dapat hidup.

Dalam sebuah hadis Dari Abu Hurairah berkata, Saya telah mendengar Rasulullah bersabda: Allah telah menjadikan rahmat dalam 100 bagian, 99 disimpan di akhirat dan satu diturunkan di bumi. Dengan satu bagian itu masing-masing makhluk berkasih sayang sehingga kuda pun mengangkat kakinya karena khawatir menginjak anaknya.

Nah dengan satu Rahmat dunia saja kita sudah tidak bisa menghitung, Bagaimana jika dengan 99 rahmat akhirat.

Kurikulum kedua kita dalam madrasah Ramadan adalah Maghfirah (ampunan). Dengan puasa yang kita lakukan Semoga Allah membakar semua dosa yang pernah kita lakukan sebagai namanya Ramadan “liannahu yarmudhu zunub” yang artinya menghanguskan dosa-dosa, mahkamah rugilah orang yang melewati Ramadan tapi dosanya masih tersisa dan belum terampuni.

Ini adalah salah satu bentuk kasih Allah yang telah menyediakan Pintu Taubat untuk kita.

Adapun kurikulum ke 3 yakni “itqun minanar” yang artinya kebebasan dari api neraka. Setelah kita memperoleh rahmat dan ampunan Allah, tentu peluang yang sangat besar untuk kita adalah terbebas dari api neraka.

Sebagai wujud bahwa kita senantiasa mengharap kebebasan dari Allah, kita pun setiap selesai salat tarawih tidak lupa mendoakan nenek moyang, keturunan dan saudara-saudara kita agar terbebas dari berbagai Belenggu.

Hari-hari melatih diri ini telah selesai, tiba saatnya kepada kita untuk mempraktikkan sehari-hari. Mampukah kita mempertahankan atau bahkan meningkatkan prestasi kita yang telah kita raih selama di bulan Ramadan? Atau malah menjadi sebaliknya kita tidak menjadi pemenang usai bulan Ramadan ini.

Untuk lebih lengkapnya, khutbah Idul fitri Prof Dr Muammar Bakry dapat dilihat pada link di bawah ini

Kontributor: Nur Abdal Patta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.