Makassar, muisulsel.or.id – Kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Makassar menjadi tempat pemantauan hilal untuk menentukan apakah hilal sudah terlihat atau belum. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan Gurutta Prof Nadjamuddin AS, bersama jajaran pengurus.
Pemantauan ini diprakarsai oleh Kantor Wilayah Kemenag Sulsel Bidang Urusan Agama Islam yang telah selesai melakukan pemantauan hilal 1 Syawal 1446 H yang melibatkan Badan Hisab Rukyat (BHR) Sulsel, BMKG Makassar, Pengadilan Agama Makassar, UIN Alauddin, dan sejumlah lembaga pemantau dari berbagai ormas Islam, hasilnya tidak terlihat karena posisinya masih dibawah 3 derajat atau -1,45 derajat.
“Hari ini cuaca di Makassar mendung yang disertai gerimis. Namun dari penjelasan Badan Hisab Rukyat Sulawesi selatan bahwa tinggi hiral pada hari ini berada di minus 1, 45 derajat, itu menurut Badan Hisab Rukyat, kata Kakanwil Agama Sulsel H. Ali Yafid, usai penetapan sidang oleh Pengadilan Agama Makassar, Sabtu 29 Maret 2025.
Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh ketua tim Hilal BMKG Makassar, M Karnaeng bahwa ketinggian bulan tidak mencapai 2 derajat sehingga tidak memenuhi persyaratan untuk kemunculan hilal, apatah lagi pemantauan sempat terkendala cuaca hujan.
Hal ini juga sesuai dengan ucapan Kepala Bidang Hisab Rukyat Sulsel Abbas Padil yang mengatakan bahwa matahari terbenam di Makassar sekitar pukul 18.09 WITA pada hari ini.
“Bulan terbenam sekitar pukul 18.00 WITA, sedangkan tinggi hilal hanya -1 derajat,” ujar Abbas saat memberikan penjelasannya.
Dari hasil pemantauan di 33 titik di Indonesia, maka pemerintah menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada senin 31 Maret 2025. Penetapan ini didasarkan pada keputusan sidang isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama RI AGH Prof. Nasaruddin Umar di kantor kementerian agama RI, di Jakarta, Sabtu (29/3/2025).
Kontributor: Nur Abdal Patta
