Prof Dr KH Rusydi Khalid, MA (Ketua Komisi Fatwa MUI Sulsel)
Makassar, muisulsel.or.id – Rasulullah Saw semasa hidupnya pernah berwasiat enam hal kepada umatnya, di mana jika umatnya mengamalkan keenam wasiat ini niscaya ia akan mendapatkan keselamatan dan masuk dalam surga Allah Swt.
Rasulullah Saw dalam hadis riwayat imam Ahmad dan Ibnu Hibban beliau bersabda jika kalian bisa menjamin diri kalian akan enam perkara ini niscaya surga pula jaminannya. Hal yang pertama adalah berkata yang benar atau jujur saat berbicara, sebab menjaga lidah adalah hal yang sangat dipelihara oleh para nabi nabi terdahulu.
Lalu perkara yang kedua adalah jika berjanji maka hendaklah dipenuhi atau di tepati janji itu. Banyak di antara manusia jika mengucapkan janjinya terhadap seseorang seringkali mengingkarinya atau bahkan tidak pernah menepatinya bahkan janji terhadap waktu pun di langgarnya.
Kemudian hal yang ketiga yakni apabila diberi amanah maka hendaknya ia memenuhi atau melaksanakan amanah tersebut. Hal yang paling banyak di langgar saat ini adalah amanah memegang jabatan. Itulah sebabnya Rasulullah bersabda bahwa kelak di yaumil akhir ada tujuh orang yang mendapatkan perlindungan dari Allah dan yang paling pertama adalah pemimpin yang adil atau amanah.
Perkara yang keempat yakni Rasulullah Saw memerintahkan pada kita untuk menjaga kemaluan. Di zaman sekarang ini, perkara kemaluan seakan menjadi hal biasa dan sudah merebak kemana-mana, hal itu juga menjadi aib yang besar serta dapat merusak tatanan moral.
Lalu perkara kelima yakni menjaga pandangan utamanya memicingkan mata dari hal-hal yang tidak memberikan manfaat atau pandangan yang dapat mengakibatkan dosa.
Kemudian perkara keenam adalah menjaga kedua tangan kita. Mengapa tangan perlu dijaga, sebab dengan tangan manusia bisa berbuat semena-mena, ia pun dapat melakukan hal-hal yang diharamkan oleh agama seperti melakukan korupsi dan mengambil hak orang lain.
Demikianlah enam perkara yang Rasulullah katakan jika kita bisa memelihara diri dari hal di atas maka surga sebagai jaminannya.
Kontributor: Nur Abdal Patta
