Prof Dr Ir Hj Andi Majdah M Zein, MSi
Makassar, muisulsel.or.id – Penduduk Indonesia saat ini lebih di dominasi oleh generasi Z, kemudian generasi milenial, dan generasi baby boomers.
Setiap tahunnya, generasi muda siswa yang ikut ujian masuk perguruan tinggi di Indonesia itu mencapai 1.9 juta jiwa. Dari angka tersebut, hampir sekitar 70% di antara para siswa ini ditemukan bahwa mereka tidak bisa membaca Alquran.
Pada momentum bulan suci Ramadan ini bukan sekedar dijadikan sebagai bulan berpuasa, namun juga mari menjadikannya sebagai momentum untuk evaluasi diri dan melihat sudah sejauh mana kedekatan kita kepada Alquran, sudah sejauh mana kita membacanya sebagai sebuah kitab suci dan pedoman bagi kita umat Islam.
Tentunya kita semua paham bahwa bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya Alquran sebagai pedoman hidup, namun sudah sejauh mana kita merestart ulang diri kita sebagai umat Islam.
Saat ini kita melihat justru banyak di antara kita, terlebih generasi Z yang sudah tidak memperhatikan Alquran. Mari kita menelitik di media sosial, kasus-kasus kekerasan yang terjadi di mana-mana, sehingga negara kita sudah dikatakan darurat kekerasan.
Berburu pahala di bulan Ramadan ini sangatlah bagus dengan cara mengkhatamkan Alquran dan juga berbagai ibadah lainnya, namun momen ini bukan itu saja yang ingin dicapai. Banyak di antara umat Islam yang kuat beribadah di bulan Ramadan, tetapi melihat akhlak kesehariannya justru masih jauh dari ajaran Alquran dan itu sangat miris.
Dengan akhlak dan perilaku umat Islam yang masih jauh dari Alquran, bagaimana kita akan menyongsong Indonesia emas pada tahun 2045 dengan cara seperti itu. Kendatipun demikian, Indonesia tetap mampu menyongsong masa keemasan itu dengan membangkitkan dan memanfaatkan segala potensi sumber daya manusia di semua generasi.
Potensi kedua yakni dengan kaya dan melimpahnya sumber daya alam yang seharusnya dikelola dengan baik dan dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat Indonesia.
Kontributor: Nur Abdal Patta
