Makassar, muisulsel.com – Pernah akrab juara dari daerah hingga level internasional, berikutnya kerap jadi dewan hakim, KH Syam Amir Yunus SQ memang matang di arena Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). Kini Kiai Syam sebagai koordinator dewan hakim MTQ XXXII Provinsi Sulsel, di Watampone, Bone.
KH Syam Amir, anggota Komisi Dakwah MUI Sulsel, mengoordinasi 65 dewan hakim MTQ yang diikuti 1.067 peserta, dari 24 kabupaten kota.
KH Syam Amir, pendiri sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Tahfizul Quran (PPTQ) Al-Imam Ashim Makassar, kerja ekstra selama MTQ di Bone, mulai tanggal 25 hingga 1 Juli 2022.
“Tugas sebagai koordinator dewan hakim sangatlah berat karena kita harus bekerja secara profesional,” kata anak kandung HM Yunus – Alm Hj Hamdianah, itu kepada media, beberapa hari lalu.
Ya, dulunya KH Syam bergelimang juara MTQ, pula pada event Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ).
Prestasi nasional KH Syam Amir
1. Juara 1 MHQ 20 Juz di Pekanbaru Riau tahun 1994,
2. Juara 1 Tafsir Bahasa Arab di Palu Tahun 2000,
3. Juara 2, 30 juz tahun 1998,
4. Juara 3, 10 juz di Kendari 1991,
5. Juara Harapan 2, 30 juz di STQ Ambon Tahun 1996,
6. Juara Harapan 1, 30 juz di MTQ Jambi Tahun 1997.
Prestasi internasional:
1. Juara 4, 30 juz MTQ internasional di Iran 2000,
2. Masuk 10 besar MTQ internasional di Makkah Arab Saudi 1995.
Dalam catatan KH Syam, ia sudah enam kali menjadi dewan hakim MTQ nasional dan satu kali dewan hakim STQ nasional serta empat kali dewan hakim MTQ mahasiswa nasional.
“Pekerjaan sebagai koordinator dituntut bertanggung jawab serta harus adil, profesional, cermat, teliti, punya dedikasi dan independen, tidak mudah terpengaruh dengan kepentingan dan godaan,” tuturnya.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menaruh harapan kepada KH Syam Amir dan para dewan hakim. Harapan agar penilaian dewan hakim betul-betul adil sehingga peserta juara benar-benar terbaik dan bisa mengharumkan Sulsel di MTQ tingkat nasional, di Banjarmasin Oktober 2022 maupun MTQ tingkat internasional.
“Target Gubernur Sulsel minimal kita berada pada posisi lima besar pada MTQ nasional tahun 2022 ini,” kata KH Syam Amir.
KH Syam, menyikapi harapan sang gubernur, segera mengadakan orientasi dewan hakim sebelum perlombaan MTQ dimulai.
“Itu langkah pertama yang kami lakukan setelah kami di-SK-kan, sehingga penilaian yang kita lakukan di MTQ benar-benar adil,” ujarnya.
Jelang MTQ kali ini, tanggal 24 Juni, penyelenggara menghelat pawai ta’aruf dan pelantikan dewan hakim. Esoknya pembukaan pameran. Upacara pembukaan MTQ pada malam harinya di Stadion La Patau Matanna Tikka Watampone.
Mulai tanggal 25 hingga 28 Juli 2022 diselenggarakan babak penyisihan di 10 lokasi lomba.
Sepuluh lokasi lomba: Masjid Al-Markaz Al Ma’rif, Panggung utama Stadion La Patau, Masjid Songkok Recca, Masjid Al-I’tikaf, Masjid Raya Watampone, Masjid Nuruttijarah, Baruga Lateariduni, Gedung Pemuda, Masjid Nurul Ilmi, dan Aula MAN 1 Bone.
Besok 29 Juni 2022 dijadwalkan pengumuman finalis, dilanjutkan final di delapan lokasi lomba semua golongan.
Selanjutnya, tanggal 30 Juni 2022 diadakan rekreasi, rapat dewan hakim, penutupan MTQ, dan penyerahan hadiah. Tanggal 1 Juni, para peserta kembali ke daerah masing-masing.
Intip PPTQ Al Imam Ashim Makassar
Pondok Pesantren Tahfizul Quran al-Imam Ashim lembaga pendidikan Islam di Makassar yang ikut serta memelihara kemurnian al-Quran melalui hal hafalan.
Al Imam Ashim Makassar berdiri pada tahun 1997. Didirikan dengan nawaitu menjawab kekhawatiran semakin langkanya penghafal Alquran khususnya di Indonesia bagian timur.
Metode hafalan Quran dengan sistem talaqqi/musyafahah. Formula yang diharapkan menjadi nilai tambah lahirnya para penghafal al-Quran yang mempunyai kualitas dalam hafalan maupun bacaan.
Al-Hafidz KH Syam Amir Yunus SQ adalah pendiri Pondok Pesantren Tahfizul Quran (PPTQ) al-Imam Ashim.
KH Syam mengusung visi dan misi “membentuk pribadi muslim haamilil qur’an, lafzhan wa ma’nan wa amalan (hafal quran, mengetahui makna dan mengamalkan isi al-Quran).”
Awalnya Syam Yunus mendirikan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) al-Imam Ashim. Fase ini dia menunjukkan kepada publik generasi-generasi qurani.
Pada tahun 1999, masyarakat berbondong-bondong ke Imam Ashim, ingin menjadikan anak mereka sebagai penghafal Al-Quran.
Kiai Syam Amir pun mulai membuka kelas tahfizh dan dari kelas tahfizh tersebut berkembang menjadi empat kampus. Ada di Tidung Mariolo, Skarda, dan Manggala.
Nama Al-Imam Ashim diambil dari salah satu Imam Qiraat, jika dalam bahasa fiqih ada Imam Hanafi, Malik, syafi i dan Imam Hambali. Sedangkan Imam Qiraat ada tujuh yang mutawatir, salah satu dari Imam Qiraat itu adalah al-Imam Ashim, dan Qiraat Ashim ini merupakan Qiraat yang al-Masyhur di Timur Tengah bahkan sampai di Negara-negara Asia.
Pada awalnya santri yang mondok di pesantren Al Imam Ashim Makassar hanya dua orang, namun seiring berjalannya waktu, perkembangan jumlah santri semakin pesat dan sudah ribuan santri berikut alumninya.
Demi mencapai visi dan misinya, PPTQ al-Imam Ashim menggunakan kurikulum gabungan atau terpadu yaitu kurikulum dari kementerian agama dan kurikulum pesantren sendiri. Sedangkan untuk ujian akhir sekolah, PPTQ al-Imam Ashim mengikutkan santrinya pada sekolah negeri, sehingga lulusan dari Pondok Pesantren al-Imam Ashim Makassar memiiki ijazah negeri. (Ile Mangenre/ Ilham K/Saturdi)