Perempuan Membenarkan Bacaan Imam

MUI Sulsel menjawab – Apakah perempuan boleh membenarkan bacaan imam? Salat berjamaah dengan suami tanpa ada jamaah lain, lalu bacaan suami dibenarkan oleh istri yang menjadi makmum.

Oleh Warga 0812 4276 xxxx)

JAWABAN

Menegur imam yang bacaannya tersangkut atau salah baca disyariatkan atau boleh dilakukan dengan syarat dan ketentuan yang ketat dari para ulama fikih. Dasar hukumnya adalah hadis yang dinukil dari Kitab Nailul Authar oleh al Syaukani sebagai berikut:

834 – ( عن مسور بن يزيد المالكي قال : { صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فترك آية فقال له رجل : يا رسول الله آية كذا وكذا ، قال : فهلا ذكرتنيها } . رواه أبو داود وعبد الله بن أحمد في مسند أبيه ) .

Rasulullah saw salat lalu meninggalkan satu ayat, lalu seseorang berkata, wahai Rasulullah, ayat ini (yang ditinggalkan), lalu Rasul berkata, kenapa tidak diingatkan? HR. Abu Daud

Hadis ini menjadi dasar para ulama memberi keterangan tentang syarat syarat membenarkan bacaan imam :

1. Al Hanafiah berpendapat, jika imam lupa ayat seperti saat berhenti membaca atau ragu, makmum boleh berucap membetulkan bukan niat membaca ayat, karena membaca dibelakang imam hukumnya haram.

2. Al Malikiyah wajib membenarkan imam bila bacaan yang tersangkut adalah al Fatihah. bila tambahan bacaan surah setelah al Fatiha hukumnya sunat dengan syarat imamnya berhenti membaca dan menunggu dibetulkan, tetapi kalau hanya mengulang-ulang tidak berhenti makruh hukumnya memperbaiki bacaan imam.

3. al Syafiiyah boleh membetulkan bacaan imam jika tersangkut dan diam menunggu diperbaiki. Kalau hanya tersangkut-sangkut dan tidak menunggu diperbaiki l, tidak perlu diperbaiki. Disyaratkan yang membetulkan bacaan, niat membaca ayat itu dengan diperdengarkan, bukan niat membaca membetulkan saja, karena membetulkan tanpa niat baca ayat itu membatalkan salat dalam pandangan Syafiiyah.

4. Al- Hanabilah boleh dibetulkan imam bila tersendat-sendat atau salah baca. Wajib hukumnya membetulkan di saat salah membaca al-Fatihah.

Keempat pendapat ini adalah memperjelas apa yang dinukil dalam Nailul Authar, demikian pula dinukil dalam kitab al Mugni karya al Maqdisi.

Demikian dinukil dari Darul Ifta Mesir dan tidak disebut secara khusus wanita. Bagi pendapat yang menganggap suara wanita aurat, maka wanita membetulkan bacaan imam diharamkan.

Syekh Bin Baz dalam fatwanya ada menyebutkan membolehkan wanita membetulkan bacaan lelaki selama suaranya dilantangkan sehingga tidak mengundang syahwat, namun bila suara wanita dilembutkan dan dialunkan, maka itu masuk dalam kategori aurat. Hukumnnya tidak boleh berdasarkan firman Allah swt QS. Al-Ahzab; 32

فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِيْ فِيْ قَلْبِهٖ مَرَضٌ وَّقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوْفًاۚ

Janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. 

Sebagai simpulan, bahwa membetulkan bacaan suami boleh setelah ditunggu-tunggu imamnya tidak bisa baik bacaannya kecuali diingatkan, apalagi jika yang perlu dibetulkan adalah al-Fatihah. Namun bila bacaan surah tambahan (panguppu;bugis) boleh diam saja boleh juga membetulkan, karena bacaan itu hanyalah sunat dalam shalat. Kalau imam salah membaca, tidak mengurangi sempurnanya salat. wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
MUI MENJAWAB: Silahkan ajukan pertanyaan seputar Islam, akan dijawab Langsung ULAMA dari MUI SULSEL.